Entah mengapa tiba-tiba jari jemari tanganku ingin menulis surat ini untukmu. Betapa aku sangat merindukanmu. Rindu senyum dan belaian kasih sayangmu.
Ibu.... selama sembilan bulan sepuluh hari, engkau mengandungku. Dan, sejak dalam kandungan hingga aku lahir dan menghirup udara yang pertama di dunia ini, betapa engkau selalu menjaga dan merawatku dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Ketika aku yang masih bayi mungil sedang tidak sehat, engkau selalu berjaga sepanjang malam tanpa pernah mengeluh sedikit pun. Bahkan, seekor nyamuk pun tidak akan pernah engkau biarkan untuk menyentuh tubuhku.
Hingga dua tahun usiaku—entah---sudah berapa liter air susu ibu ( ASI ) mu yang kuhisap sepanjang waktu dan sepanjang hari, hingga aku tumbuh dan berkembang dari anak-anak, remaja hingga dewasa.
Ibu..... ?
Maafkan kami anak-anakmu,ketika kami sering menolak perintahmu untuk mencuci piring, menyapu lantai, setrika, dan lain sebagainya. Bahkan, ketika engkau memintaku untuk membeli sesuatu di warung pun, aku menolak dengan ucapan kata-kata yang keras, yang membuat hatimu terluka.
Ibu, maafkan kami anak-anakmu, jika selama ini kami belum bisa membalas dan membahagiakanmu. Dan, rasanya kami tak akan pernah sanggup untuk membalas semua yang telah engkau berikan kepada kami anak-anakmu.
Kasih ibu....
Kepada beta. Tak
terhingga sepanjang masa
Hanya memberi. Tak
harap kembali
Bagai Sang Surya menyinari dunia.
(oleh : Mirza Erina )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar